Sabtu, 17 Maret 2012

Trichuris trichiura


Trichuris trichiura
(cacing cambuk)



Nama penyakit  :   Trichuriasis       
                             Whipworm infection
 
- Trichuriasis merupakan penyakit tropis terutama pada anak-
  anak usia 5-15 tahun .
- Terbanyak dijumpai  pada daerah rural di Asia.
- Ditemukan juga di Amerika Selatan terutama pada
  keluarga-keluarga dengan sanitasi yang buruk.
- Tersebar secara kosmopolitan ( tersebar di seluruh dunia ) 
  terutama di daerah-daerah tropis yang panas dan lembab.
- Di Indonesia, cacing ini sering ditemukan disamping Ascaris
  lumbricoides dan cacing tambang. 


Morfologi

- Cacing dewasa berbentuk seperti  cambuk
- 3/5 tubuh bagian depan kecil, mengandung oesophagus.
- 2/5 tubuh bagian belakang lebar, mengandung  intestine
  dan  satu set alat reproduksi.
- Cacing jantan berukuran 30-45 mm, ujung posterior
   membengkok dan mempunyai spikula dengan selubung
   yang retraktil.
- Cacing betina berukuran 35-50 mm, ujung posterior lurus 
  dan membulat.
- Life span cacing dewasa 1 tahun


Trichuris trichiura  jantan ( Kiri) dan betina (kanan)     (makroskopis)
    •Panjang 35-55 mm
    •2/5 bagian posterior gemuk menyerupai pegangan cambuk dan
    • 3/5 bagian anterior kecil panjang seperti cambuk.




Telur :
- berbentuk seperti tempayan, tong anggur (barrel shape) atau lemon shape, ukuran 50 x 23 mikron, pada kedua ujungnya  terdapat dua buah mucoid plug (sumbat yang  jernih)
- dinding luar telur berwarna kuning kecoklatan, dinding dalam transparan, isi berupa massa yang tidak bersegmen. 

SIKLUS HIDUP

- Telur keluar dari tubuh bersama feses jatuh pada tanah .
- Di luar tubuh manusia telur berkembang dan menjadi 
  infektif dalam waktu 15 – 30 hari.
  Infeksi terjadi oleh karena menelan telur infektif.
- Setelah tertelan oleh manusia, telur menetas di usus 
   halus, larva keluar, penetrasi ke dalam villi usus,
   kemudian turun ke caecum dan menjadi dewasa.
- Cacing dewasa menanamkan tubuh bagian anterior nya 
  pada mukosa caecum.
- Cacing betina mulai meletakkan telurnya 60-70 hari 
  setelah infeksi, dan mengeluarkan telur sebanyak
  3.000 –  20.000 telur per hari.

Kondisi yang baik  untuk pertumbuhan telur :

- Suhu panas / hangat (27 – 32 °C)
- Kelembaban cukup 60 – 80%
- Keadaan yang teduh
- Tanah berhumus / tanah liat


CARA INFEKSI

- Infeksi terjadi karena kontaminasi tanah yang mengandung telur infektif pada makanan atau tangan.
- Infeksi berat sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan sanitasi yang buruk dan kebiasaan bermain di tanah yang mengandung telur yang matang.

GEJALA KLINIK

- Pada umumnya tidak menimbulkan gejala.
-
Gejala klinik baru tampak pada infeksi berat, terutama
   
pada  anak- anak, berupa :
      . mual dan muntah
      .
nyeri abdomen, terutama pada titik Mc. Burney
      .
diare yang disertai bercak-bercak darah, tanpa    panas.
      .
kadangkadang konstipasi
      .
anoreksia
      .
berat badan menurun
      . anemia
      . prolapsus recti

PATOGENESIS


- Cacing Trichuris pada umumnya hidup di caecum, hanya pada infeksi berat dapat sampai ke bagian usus yang lain seperti appendix, ileum terminale,bahkan kadang-kadang sampai ke rectum.
- Cacing menanamkan diri pada mukosa, menghisap darah dan menyebabkan luka-luka berdarah. Trauma pada  epithelium dan submukosa usus dapat menyebabkan 
perdarahan kronis yang akan mengakibatkan anemia.
- Luka-luka ini dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri dan
   amoeba, sehingga gejala-gejala yang terjadi dapat disertai dengan infeksi bakteri sekunder .

DIAGNOSA

- Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejala klinis  
-  ditemukannya telur yang khas di dalam tinja  ,

pada pemeriksaan tinja secara langsung (direct smear) atau cara konsentrasi.

- Pada infeksi berat, dapat terjadi prolapsus recti dengan  ditemukannya cacing dewasa

Terapi

Obat yang sekarang banyak digunakan dan mempunyai efek samping yang minimal adalah :

     
- Mebendazole, dengan dosis 200 mg untuk dewasa,
        dan 100 mg untuk anak-anak selama 3 hari
      - Albendazole  600 mg dosis tunggal
      - Dapat juga diberikan Oxanthel – pyrantel pamoat
      - Bila dijumpai adanya anemia , dapat diberikan obat 
        anti  anemia

PENCEGAHAN


- Menghilangkan sumber infeksi dengan cara pengobatan
  penderita
- Training pada anak-anak dan orang dewasa untuk
  defekasi di WC
- Mencuci tangan adalah penting untuk mencegah reinfeksi
- Menjaga kebersihan baik secara pribadi  maupun
  kebersihan  lingkungan
- Pendidikan kesehatan   
   

0 komentar:

Posting Komentar