Sabtu, 17 Maret 2012

Strongyloides stercoralis


Famili      : Strongyloididea
Penyakit  : Strongyloidiasis

Distribusi : di daerah tropis dan subtropis, daerah panas dengan kelembaban tinggi

Morfologi

* Cacing dewasa bentuk parasitik :
  C. Betina  : - kecil langsing, tak berwarna (2,2 x 0,04 mm)
                    -
cuticula striated
                    - buccal
cavity pendek
                    -
oesophagus silindris panjang

* Cacing dewasa bentuk free living :
    C. betina  : panjang  1mm, uterus berisi telur
    C.
jantan  : panjang 0,7 mm, ekor lancip membengkok ke 
    
ventraldan   terdapat spiculae        



Telur 

- jarang ditemukan di tinja
-
morfologi menyerupai telur Hookworm
-
menetas di dalam tubuh host dan keluar bersama tinja  
 
sebagai  larva

   .
Larva rhabditiform : .fase makan, bentuk pendek gemuk
                                       .
rongga mulut pendek,
                                       .
oesophagus 1/3 panjang badan

   .
Larva filariform    :   .langsing panjang
                                       .
tidak mempunyai selubung/sheath, 
                                       .
ekor bercabang
                                       .
oesophagus 1/2 panjang badan
                                       .
merupakan bentuk infektif 



Siklus hidup

1. Siklus langsung / parasitic cycle

Larva filariform di tanah --- kontak melalui kulit / mulut --- menembus kulit --- sirkulasi darah --- jantung --- paru --- kapiler pembuluh darah --- alveoli --- oesophagus --- usus halus --- dewasa jantan & betina

Dari larva
untuk mencapai paru 3 – 13 hari

Auto infeksi : Larva filariform dapat penetrasi kulit 
                     
perianal  pada ,
  -
penderita dengan higiene jelek
  -
konstipasi
  -
defekasi dibersihkan dengan tissue 



2. Siklus tak langsung / free living cycle :

Larva
rhabditiform keluar bersama dengan tinja :

a. pergantian kulit 2x ---- larva filariform
b. pergantian kulit 4x ---- di tanah tumbuh menjadi 
  
dewasa jantan & betina --- fertilisasi ---- telur ---- larva     
rhabditiform

Gejala klinik

1.
Disebabkan oleh larva

  a. kelainan pada kulit : creeping eruption seperti  pada       
     
Ancylostoma ( berupa garis lurus ,sifat  lebih  
     
progresif ).
     
Gejala : dermatitis, urticaria
 
b.larva dalam paru : pneumonitis
     
gejala : demam,batuk + sputum mukopurulen
                 
dyspnea  / sesak, urticaria
 
c. pada intestine : ulcus pepticum, malabsorbsi
                              
perdarahan gastrointestinal




2. Disebabkan oleh cacing dewasa

 
a. infeksi ringan : asimptomatik, mual,muntah
                             
nyeri perutdiare ringan
 
b. infeksi berat : gejala-gejala lebih jelas, diare 
                           
berat, dehidrasi, kolik

Disseminated strongyloidiasis :

    - autoinfeksi oleh larva disebabkan karena infeksi 
      yang lama.
    -
sering pada orang dengan imunitas rendah (HIV)       
    -
Gejala : kerusakan jaringan, pneumonitis, kegagalan  
                   pernafasan


Strongyloidiasis, creeping eruption

  • Larva yang ber migrasi melalui kulit 
  • reddish serpiginous (snake-like) pattern



Keadaan infeksi berat dapat terjadi pada :
  -
malnutrisi
  - debilitating disease (
infeksi virus, TBC )
  -
pengobatan dengan corticosteroid dosis tinggi

Diagnosa

.
Menemukan larva
    -
dalam tinja
    - sputum
    -
dalam cairan aspirasi duodenum (Enterotest)

.
Pemeriksaan serologi : Elisa, menggunakan antigen larva
Pemeriksaan tinja dapat dilakukan secara :

-
langsung
-
setelah konsentrasi (formalin-ethyl acetate)
-
dengan biakan tinja cara isolasi Baerman
-
setelah kultur dengan teknik Harada-Mori filter paper
-
kultur di agar plates , metode Charcoal



Terapi

- Thiabendazole
-
Albendazole
-
Simptomatik untuk  diare, dehidrasi atau
                                 
gangguan elektrolit


Pencegahan

- Pengobatan penderita
Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin
Pendidikan tentang higiene kesehatan
Anjuran memakai alas kaki pada daerah endemis   

0 komentar:

Posting Komentar