Penyakit : Strongyloidiasis
Distribusi : di daerah tropis dan subtropis, daerah panas dengan kelembaban tinggi
Morfologi
* Cacing dewasa bentuk parasitik :
C. Betina : - kecil langsing, tak berwarna (2,2 x 0,04 mm)
- cuticula striated
- buccal cavity pendek
- oesophagus silindris panjang
* Cacing dewasa bentuk free living :
C. betina : panjang 1mm, uterus berisi telur
C. jantan : panjang 0,7 mm, ekor lancip membengkok ke
ventral, dan terdapat spiculae
Telur
- jarang ditemukan di tinja
- morfologi menyerupai telur Hookworm
- menetas di dalam tubuh host dan keluar bersama tinja
sebagai larva
. Larva rhabditiform : .fase makan, bentuk pendek gemuk
.rongga mulut pendek,
.oesophagus 1/3 panjang badan
. Larva filariform : .langsing panjang
.tidak mempunyai selubung/sheath,
.ekor bercabang
.oesophagus 1/2 panjang badan
.merupakan bentuk infektif
Siklus hidup
1. Siklus langsung / parasitic cycle
Larva filariform di tanah --- kontak melalui kulit / mulut --- menembus kulit --- sirkulasi darah --- jantung --- paru --- kapiler pembuluh darah --- alveoli --- oesophagus --- usus halus --- dewasa jantan & betina
Dari larva untuk mencapai paru 3 – 13 hari
Auto infeksi : Larva filariform dapat penetrasi kulit
perianal pada ,
- penderita dengan higiene jelek
- konstipasi
- defekasi dibersihkan dengan tissue
2. Siklus tak langsung / free living cycle :
Larva rhabditiform keluar bersama dengan tinja :
a. pergantian kulit 2x ---- larva filariform
b. pergantian kulit 4x ---- di tanah tumbuh menjadi
dewasa jantan & betina --- fertilisasi ---- telur ---- larva rhabditiform
Gejala klinik
1. Disebabkan oleh larva
a. kelainan pada kulit : creeping eruption seperti pada
Ancylostoma ( berupa garis lurus ,sifat lebih
progresif ).
Gejala : dermatitis, urticaria
b.larva dalam paru : pneumonitis
gejala : demam,batuk + sputum mukopurulen,
dyspnea / sesak, urticaria
c. pada intestine : ulcus pepticum, malabsorbsi,
perdarahan gastrointestinal
2. Disebabkan oleh cacing dewasa
a. infeksi ringan : asimptomatik, mual,muntah,
nyeri perut , diare ringan
b. infeksi berat : gejala-gejala lebih jelas, diare
berat, dehidrasi, kolik
Disseminated strongyloidiasis :
- autoinfeksi oleh larva disebabkan karena infeksi
yang lama.
- sering pada orang dengan imunitas rendah (HIV)
- Gejala : kerusakan jaringan, pneumonitis, kegagalan pernafasan
Strongyloidiasis, creeping eruption
- Larva yang ber migrasi melalui kulit
- reddish serpiginous (snake-like) pattern
Keadaan infeksi berat dapat terjadi pada :
- malnutrisi
- debilitating disease ( infeksi virus, TBC )
- pengobatan dengan corticosteroid dosis tinggi
Diagnosa
. Menemukan larva
- dalam tinja
- sputum
- dalam cairan aspirasi duodenum (Enterotest)
. Pemeriksaan serologi : Elisa, menggunakan antigen larva
Pemeriksaan tinja dapat dilakukan secara :
- langsung
- setelah konsentrasi (formalin-ethyl acetate)
- dengan biakan tinja cara isolasi Baerman
- setelah kultur dengan teknik Harada-Mori filter paper
- kultur di agar plates , metode Charcoal
Terapi
- Thiabendazole
- Albendazole
- Simptomatik untuk diare, dehidrasi atau
gangguan elektrolit
Pencegahan
- Pengobatan penderita
- Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin
- Pendidikan tentang higiene kesehatan
- Anjuran memakai alas kaki pada daerah endemis
0 komentar:
Posting Komentar