- Nematoda usus terbesar yang hidup dalam tubuh manusia
- Penyakit : Ascariasis
- Tersebar secara kosmopolitan, “soil transmitted helminth”
- Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis dengan
kelembaban tinggi, sanitasi hygiene yang kurang baik
- Di negara berkembang, 1 dari 4 orang terinfeksi.
South east Asia 73 %, Afrika 12 %, Amerika Tengah /
Selatan 8 %
- Kematian jarang terjadi kecuali terdapat penyumbatan usus
MORFOLOGI
- C. betina : 20-35 cm x 3-6 cm
- C. jantan : 10-31 cm x 2-4 cm
- Berwarna merah muda / putih
- Tubuh bagian anterior tumpul, 3 buah bibir yg
lebar ( satu mediodorsal & dua buah
medioventral )
- Tepi lateral bibir ada 2 papilla kecil & buccal
cavity berbentuk segitiga ditengah-tengah
-Prevalensi di Indonesia;
60-90% Terutama didaerah tertinggal dan daerah kumuh
- Tubuh bagian anterior tumpul , sedangkan bagian posterior lebih lancip.
- 3 buah bibir yg lebar ,
satu mediodorsal & dua buah medioventral
Ascaris lumbricoides, cacing dewasa jantan dan betina (makroskopis).
Telur Ascaris lumbricoides
Telur yang dibuahi Fertilised eggs
- ukuran 45-70 x 35-50 mikron
- dinding telur tebal dan transparan
tdd 3
lapis ;
. Lipoidal vitelline membrane
. Lapisan glikogen
. Lapisan albuminoid
. Lipoidal vitelline membrane
. Lapisan glikogen
. Lapisan albuminoid
- kuning kecoklatan
- telur matang berisi larva
Bila keadaan lingkungan sekitar telur baik , seperti
:
- tanah liat, kelembaban > 80%, cukup O2
- tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung
- temperatur 22 -23 C
dalam waktu 3 minggu telur menjadi infektif bagi manusia,
telur dapat bertahan sampai beberapa tahun
Cara infeksi
- tanah liat, kelembaban > 80%, cukup O2
- tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung
- temperatur 22 -23 C
dalam waktu 3 minggu telur menjadi infektif bagi manusia,
telur dapat bertahan sampai beberapa tahun
Cara infeksi
telur tertelan bersama makanan/minuman/kontaminasi tangan – di dalam usus halus, dinding telur pecah – larva keluar – penetrasi dinding usus – pembuluh darah – jantung – paru – oesophagus – tertelan lagi sampai usus halus – dewasa jantan dan betina
perlu waktu 60 - 75 hari
Epidemiologi
- Infeksi pada anak umur 5-9 tahun > dewasa
- Akibat bermain tanah yang mengandung telur,
mengkontaminir tangan, makanan, mainan mereka
- Memakan sayur mentah yang kurang bersih dicuci
Pathologi dan gejala klinik
Bila jumlah cacing sedikit ( 10-20 ekor ) tidak menimbulkan gejala
Kelainan yang ditimbulkan akibat :
1. migrasi larva ( 4-16 hari setelah menelan telur )
2. cacing dewasa ( 6-8 minggu setelah menelan telur )
- Infeksi pada anak umur 5-9 tahun > dewasa
- Akibat bermain tanah yang mengandung telur,
mengkontaminir tangan, makanan, mainan mereka
- Memakan sayur mentah yang kurang bersih dicuci
Pathologi dan gejala klinik
Bila jumlah cacing sedikit ( 10-20 ekor ) tidak menimbulkan gejala
Kelainan yang ditimbulkan akibat :
1. migrasi larva ( 4-16 hari setelah menelan telur )
2. cacing dewasa ( 6-8 minggu setelah menelan telur )
1. Migrasi larva
- Trauma/ perdarahan dalam jaringan paru
. Reaksi radang disekitar larva
. Peningkatan mukus di bronchus, spasme
- Sensitisasi pada host, allergi, serangan asthma
- Demam
- Batuk dengan sputum bercampur darah, sesak,
urticaria
- Sindrome Loeffler
Pada pemeriksaan darah : sel Eosinophil meningkat
Pada pemeriksaan auskultasi : wheezing dan ronchi
- Trauma/ perdarahan dalam jaringan paru
. Reaksi radang disekitar larva
. Peningkatan mukus di bronchus, spasme
- Sensitisasi pada host, allergi, serangan asthma
- Demam
- Batuk dengan sputum bercampur darah, sesak,
urticaria
- Sindrome Loeffler
Pada pemeriksaan darah : sel Eosinophil meningkat
Pada pemeriksaan auskultasi : wheezing dan ronchi
2. Cacing dewasa
- Habitat cacing dewasa di dalam lumen usus halus
- Menghisap makanan dari host
- Gejala klinik tergantung dari :
. jumlah cacing / berat ringannya infeksi
. keadaan umum penderita
- Faktor yang menimbulkan gejala :
. Faktor mekanis , karena gerak cacing dewasa
. Faktor khemis , karena produksi metabolik dari cacing
- Gejala: rasa tidak enak pada perut, diare, kolik, anoreksia,
gejala keracunan, oedema, appendicitis
- Cacing dewasa dapat keluar spontan melalui anus, mulut
bersama muntahan
- Habitat cacing dewasa di dalam lumen usus halus
- Menghisap makanan dari host
- Gejala klinik tergantung dari :
. jumlah cacing / berat ringannya infeksi
. keadaan umum penderita
- Faktor yang menimbulkan gejala :
. Faktor mekanis , karena gerak cacing dewasa
. Faktor khemis , karena produksi metabolik dari cacing
- Gejala: rasa tidak enak pada perut, diare, kolik, anoreksia,
gejala keracunan, oedema, appendicitis
- Cacing dewasa dapat keluar spontan melalui anus, mulut
bersama muntahan
. Ileus, obstruksi usus
. Perforasi usus ,cacing menembus dinding usus
. Peritonitis
Komplikasi sering dijumpai pada anak-anak
Diagnosa
- telur dalam tinja : dari hapusan langsung / cara konsentrasi
- larva dalam sputum : gastric washing
- anamnesa yaitu keluarnya cacing dewasa melalui mulut,
hidung, anus
Albendazole (Albenza) : 400 mg single dose
Mebendazole (Vermox) : 200 mg per oral, 3 hari
Pyrantel pamoate
Ivermectin Levamisol
Pencegahan
Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan
Pencegahan
Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan
Pengobatan penderita / sumber infeksi
0 komentar:
Posting Komentar